HARIAN MASSA - Tahlilan dalam masyarakat Indonesia, terutama Jawa, merupakan aktivitas membaca serangkaian ayat Alquran dan kalimat thayyibah di rumah orang yang meninggal.
Kegiatan tahlilan sering dilakukan pada 7 hari berturut-turut sejak kematian seseorang, hari ke-40, ke-100 atau ke-1.000.
Yang menarik, setelah tahlilan biasanya keluarga yang berduka akan memberikan hidangan makanan untuk dibawa pulang. Bahkan, sejumlah barang seperti buku Yasin, sarung, dan lainnya.
Baca juga: Suka Melakukan Kekerasan Berulang? Berarti Otak Reptil Anda sedang Bekerja
Lantas bagaimana pendapat para ulama terkait tahlilan di Indonesia.
Dilansir dari tulisan ustaz Husnul Haq yang merupakan pengasuh Pesantren Mahasiswa Mambaul Maarif Tulungagung, yang juga dosen IAIN Tulungagung, ada tiga poin utama dalam tahlilan.
"Pertama, menghadiahkan pahala bacaan Alquran dan kalimat thayyibah kepada mayit," katanya, dikutip dari islam.nu.or.id, Senin (31/10/2022).
Baca juga: Jangan Sepelekan Sesak Napas karena Angin Malam, Redakan dengan Cara Ini
Kemudian yang kedua, mengkhususkan bacaan itu pada waktu-waktu tertentu, yaitu tujuh hari berturut-turut dari kematian seseorang, hari ke-40, ke-100, dan sebagainya.
Artikel Terkait
Bayi Berusia 1,3 Tahun Jadi Korban Meninggal Kapal Cantika 77 Terbakar di Kupang
Korban Meninggal Dunia Kapal Cantika 77 Terbakar di Kupang Bertambah Jadi 14 Penumpang
WhatsApp Down Total, Twitter dan Telegram Lancar
WhatsApp Down, Netizen Langsung Cek Kuota Internet
Dirut PT Hafiza Abadi Diduga Palsukan Tanda Tangan Komisaris Ajukan Pinjaman
Dugaan Pencemaran Nama Baik, Nikita Mirzani Ditahan Kejari Serang
Pesantren Baitul Muqoddas Tangerang Berupaya Membangun Generasi Qur’ani Produktif
Novita, Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di Ruang ICU RS Saiful Anwar
Menjijikan! Pelecehan Seksual di Atas Kereta Listrik Jabodetabek, dari Onani hingga Remas Pantat
Korban Meninggal Kapal Cantika 77 Terbakar di Kupang Bertambah Menjadi 17 Penumpang