• Jumat, 29 September 2023

Filosofi Teras, Cara Atasi Depresi dengan Penguasaan Diri dan Berpikir Rasional

- Senin, 18 September 2023 | 08:40 WIB
Penulis buku Filosofi Tewas dengan wartawan HarianMassa.ID. Foto: Fransiska/HarianMassa.ID
Penulis buku Filosofi Tewas dengan wartawan HarianMassa.ID. Foto: Fransiska/HarianMassa.ID

HARIAN MASSA - Filosofi Teras merupakan judul buku yang ditulis oleh Henry Manimpiring. Buku ini membahas penguasaan emosi terhadap diri sendiri. 

Saat ini, buku tersebut telah dicetak hingga 50 kali, sejak pertama diterbitkan pada tahun 2018. 

Kepada Harian Massa, Henry mengatakan, awalnya hanya ide yang dicanangkan, pada Desember 2017, karena terinspirasi dari postingan di Twitter mengenai kelas stoa

Dia pun kemudian menggeluti bidang tersebut, hingga berhasil menerbitkan buku filosofi pertama, pada tahun 2018. 

"Saya menemukan idenya di serambi Salihara Arts Center Jakarta Selatan," katanya, Senin (18/9/2023).

Dijelaskan dia, Filosofi Tewas diangkat dari pengalaman pribadi penulis yang awalnya hanya berkutat dalam perasaan depresi dan kecemasan, yang kemudian termotivasi dari stoa

Buku ini berisi cara mengalahkan depresinya dengan berkarya. 

"Stoa atau stoikisme adalah suatu pernyataan yang menjelaskan, bahwa setiap pribadi mampu mengontrol diri sendiri," sambungnya. 

Dikatakan, hal apapun dengan mengikuti kata hati, namun juga menggunakan pikiran yang rasional agar bisa menemukan solusi yang rasional pula. Sesuatu yang rasional adalah sesuatu yang dilakukan dengan baik dan ikhlas tanpa membutuhkan validasi.

Menurut konsep stoa, mengerjakan sesuatu tak harus memerlukan validasi dari orang lain, karena validasi tidak terlalu penting dan yang terpenting adalah bagaimana prosesnya mencapai hasil.

"Kalau kamu dapat validasi ya bersyukur, kalau tidak stress. Bagi seorang stoa, semua hal akan selalu dipandang baik dan gembira. Kalau tidak mendapatkan validasi, yah netral saja, karena semua hari tidak ada yang buruk, tetapi sama semua," timpal Romo Setyo. 

Dijelaskan, sebagian besar orang melakukan sesuatu hanya untuk memenuhi validasi dihidupnya, namun hal tersebut pemikiran yang keliru, di mana tidak pernah ada standar proses yang harus diberikan validasi.

Berbicara mengenai stoa atau stoikisme, banyak orang yang belum bisa memahami itu dengan baik, sehingga dari kegagalannya selalu memberi mimpi buruk baginya, sehingga membuat dirinya sulit untuk maju.

"Mengalami trauma sebab itu segala hal yang dilakukan ialah hanya untuk memenuhi validasi," tegasnya. 

Halaman:

Editor: Ibrahim H

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Wow! Penis Orang Indonesia Terpanjang di Asia Tenggara

Selasa, 19 September 2023 | 13:35 WIB

Hindari 6 Hal Tabu Ini saat Berkunjung ke Korea Selatan

Minggu, 10 September 2023 | 10:48 WIB
X