Miris! Perjuangan Anak-anak SD di Sikka Setiap Hari Bertaruh Nyawa ke Sekolah

- Senin, 6 Februari 2023 | 17:50 WIB
Anak-anak SD di Sikka bertaruh nyawa sebrangi sungai arus deras. Foto: Istimewa
Anak-anak SD di Sikka bertaruh nyawa sebrangi sungai arus deras. Foto: Istimewa

HARIAN MASSA - Puluhan siswa SD Blawuk, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), belajar di sekolah penuh perjuangan. Mereka nekat bertaruh nyawa, menerjang arus banjir Sungai Nanga Gete, agar bisa sampai di sekolah.

Setiap hari, siswa SD Inpres (SDI) Blawuk yang tinggal di Dusun Wailoke, Desa Baokremot dan Dusun Muding, Kampung Wairbou, Desa Watuomok, Kecamatan Talibura, bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah.

Tidak meratanya pembangunan dan buruknya akses jalan, membuat puluhan siswa SD ini menerjang sungai. Para siswa berharap, dibangun jembatan agar mereka tidak lagi menyeberangi arus sungai yang deras.

Baca juga: KKN di Desa Karang Endah, Mahasiswa Teknik Sipil Unbara Ditembak Pria Misterius

Silvanus Kon, salah seorang siswa mengatakan, mereka terpaksa mengambil jalan berbahaya, karena tiadanya jalan.

"Kami harus membawa baju ganti. Usai menyeberangi sungai, baju kami semua basah. Baru setelah menyeberangi sungai, kami ganti menggunakan seragam sekolah dan sepatu," katanya, kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

Siswa SD di Sikka sebrangi sungai ke sekolah. Foto: Istimewa
Siswa SD di Sikka sebrangi sungai ke sekolah. Foto: Istimewa

Semua perjalanan ke sekolah di tempuh dengan berjalan kaki oleh para siswa. Jarak dari desa mereka ke sekolah pun cukup jauh. Hingga, tidak jarang setelah sampai di sekolah, keringat membasahi tubuh para siswa.

Baca juga: Viral Ceramah Gus Izza, Hakikat Semua Agama Sama Menyembah Allah SWT

Yoseph, salah satu orang tua siswa mengatakan, tidak jarang dirinya ikut membantu anaknya dan anak-anak lain menyeberang sungai, karena sangat berbahaya. Apalagi saat arus sungai sedang deras-derasnya.

"Kami berharap, Pemerintah Kabupaten Sikka segera membangun jembatan di atas sungai," sambungnya.

Warga sekitar juga telah mengeluhkan kondisi ini kepada pemerintah daerah dan meminta pembangunan jembatan gantung. Namun, tidak adanya respon dan pembangunan, membuat warga terpaksa mengambil risiko itu.

"Kami sering meminta, tetapi tidak pernah ada perhatian. Kasihan anak-anak, mereka harus bertaruh nyawa menyeberangi arus sungai yang deras karena tidak adanya jembatan," pungkasnya.

Editor: Ibrahim H

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X