HARIAN MASSA - Kalangan santri sudah tak asing dengan istilah penyakit kulit. Sebagian besar mereka pernah tertular dan merasakan langsung bagaimana penyakit itu cepat menyebar di lingkungan pondok pesantren.
Guna mencegah itu, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) yang dipimpin seorang Doktor melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Bantani, Setu, Tangerang Selatan.
"Permasalahan yang sering ditemui hampir di semua pondok pesantren adalah
rentannya santri dari berbagai penyakit menular, seperti kudis, diare, cacar, gatal di
kepala akibat kutu, hepatitis dan lain-lain," terang Kepala Tim FKM UI, Dr Tris Eryando, Kamis 6 Januari 2022.
Dijelaskan Tris, kondisi penyebaran penyakit kulit di kalangan santri sangat mungkin mengganggu konsentrasi penyerapan ilmu. Oleh karena itu tim yang dibawanya bertekad akan mendiagnosis dari mana sumber pemicu penyebaran penyakit kulit tersebut.
"Sebenarnya ya kalau orang belajar tapi kemudian dia punya penyakit yang mengganggu, gatal-gatal, tentunya ketika dia harus menangkap mata pelajaran agak terganggu ya, sambil garuk, sambil apa gitu ya. Maka nya kita ingin tahu bisa nggak sih kita cegah, di titik-titik mana terjadinya infeksi," ungkapnya.
Tris melanjutkan, pencegahan penyakit kulit tak bisa dilakukan terbatas pada individu. Sebab, aktivitas kontak fisik para santri satu sama lain sangat intens dilakukan tiap hari. Terlebih lagi bagi kalangan santriwati yang memiliki organ reproduksi sensitif.
"Pencegahannya nggak bisa sendirian, dia bersih sendiri nggak ada gunanya. Dia tidur di dipan yang sama, terus ketularan lagi. Terus dia mandi, ketularan lagi, maka nya ada unsur-unsur yang bisa menularkan. Ini kan memang jangka panjang ya, andaikan kita tahu titik-titik itu maka ini bisa kita terapkan di seluruh pesantren," jelasnya.
Sementara dalam kegiatan itu, Dinas Kesehatan Kota Tangsel turut memberi penyuluhan kepada kalangan santri hingga ustaz pengajar. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Prima Sesari Saraswati, mengatakan, penyakit kulit bisa dicegah dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Penerapan hidup bersih itu bisa memproteksi secara dini penyebaran penyakit, termasuk penyakit kulit ini," ucapnya.
Baca Juga: Fraksi PKS Serahkan Laporan Kinerja Tahun 2021 ke DPD PKS Tangsel, Ada Beberapa Penolakan Fraksi
Ponpes Al-Amanah Al -bantani memiliki 150 santri. Dari jumlah itu, hanya 65 santri yang tinggal di asrama. Selebihnya pulang-pergi ke rumahnya masing-masing yang berada di sekitar pondok.
Penelitian dari FKM UI sendiri diharapkan menjadi terobosan atas sulitnya mencegah sebaran penyakit kulit di lingkungan Ponpes. "Perubahan perilaku dari para santri, bagaimana menjaga hidup bersih dan sehat. Kan kita juga sudah ditunjuk sebagai sekolah ramah anak dan sehat oleh pemerintah," tutup Direktur Yayasan Pendidikan dan Ponpes Al-Amanah Al-Bantani, Aat Muslihat.
Artikel Terkait
Donny van de Beek Masih Punya Peluang Tinggalkan MU Bulan Ini
Korban Pesta Miras Oplosan, Pasutri dan 1 Pria di Cisauk Tewas dengan Kondisi Mata Melotot
Kisah Nyata Pendonor Ginjal di Indonesia, Siska dan Kebesaran Hatinya
Sebut Kangen Balik ke Inter Milan, Romelu Lukaku Dihadiahi Denda
Tiba di Bandara Soetta Tangerang, TKI asal Indramayu Terkonfirmasi Omicron
Potret Serdadu India di Penjara Glodok, Tolak Perintah Perang Melawan Pejuang Indonesia