HARIAN MASSA - Banyak cara dilakukan untuk mengenang bencana dahsyat gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 lalu.
Salah satunya adalah dengan membaca puisi lirih. Puisi merupakan luapan hati dan jiwa. Seperti puisi Taufiq Ismail berikut ini:
Baca Puisi di Masjid Raya Baiturrahman
(I)
Betapa kehormatan sangat besar bagi saya
Mendapat undangan dua kali puisi dibaca
Di Masjid Raya yang tujuh buah kubahnya
Seratus enam puluh delapan pucuk tiangnya
Tiga ratus sembilan puluh satu tahun umurnya
Pertama malam di depan rehal duduk bersila
Kedua selepas shalat Jum’at di atas mimbar di sana
(II)
Getaran sejarah nyaris empat abad panjangnya
Di depan mihrab ini sampai anginnya terngiang suara
Artikel Terkait
Waspada! Jangan Tanam Pohon Kluwih Depan Rumah, Ini Alasannya
Netizen Sindir Gaya Berjalan Anak Presiden Jokowi, Jawaban Gibran Bikin Makjleb!
Pemkot Tangsel Diminta Waspada Masuknya Varian Omicron di Indonesia
Buntut Protes Pertandingan Silat! Endingnya, Ortu Atlit Minta Maaf
Tangsel Catatkan Rekor Muri Esai Bela Negara Terbanyak
Di Bawah Lentera Merah, Buku Soe Hok Gie yang Sempat Dilarang Kejaksaan Agung
Keuntungan Dibalik Menikah dengan Orang Jepang, Cek Faktanya
Cek Weton Kamu! Berikut 6 Weton Miliki Keberuntungan Lumayan di Tahun 2022
Pemilik 5 Weton Ini Diprediksi Miliki Keberuntungan Bagus di Tahun 2022, Cek Weton Kamu!
Cerita Nyai Dasima dan Kisah Pergundikan yang Dibalut Sentimen Anti Islam