HARIAN MASSA - Penemuan sisa-sisa tulang diyakini pertama kalinya DNA manusia purba ditemukan di wilayah Sulawesi, Indonesia. Para arkeolog telah menganalisis DNA yang ditemukan di sisa-sisa seorang wanita yang meninggal 7.200 tahun lalu, menantang teori seputar manusia purba.
Tulang-tulang remaja yang dijuluki Besse itu ditemukan di gua Leang Panninge di Sulawesi pada tahun 2015. Hal ini diyakini sebagai pertama kalinya DNA manusia purba ditemukan di Wallacea, sekelompok pulau antara daratan Asia dan Australia.
Baca Juga: 90 Warga Afghanistan Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri ISIS di Bandara Kabul
Para ilmuwan sebelumnya mengira sebuah kelompok yang disebut Austronesia telah menyebarkan gen Asia Timur melalui Wallacea sekitar 3.500 tahun yang lalu. Tetapi penemuan Besse menunjukkan orang-orang dengan gen Asia Timur mungkin telah ada jauh sebelum itu.
Setelah mengekstraksi DNA dari tulang di telinga bagian dalam, para ilmuwan menemukan bahwa dia memiliki nenek moyang yang sama dengan orang Papua Nugini dan Aborigin Australia, serta spesies manusia purba yang telah punah.
Dalam temuan yang dilaporkan dalam jurnal Nature, para peneliti menduga mungkin milik orang Toalean, yang diperkirakan tinggal di Sulawesi pada saat itu.
"Toaleans adalah pemburu-pengumpul awal yang hidup terpencil di hutan Sulawesi Selatan dari sekitar 8.000 tahun yang lalu sampai 1.500 tahun yang lalu, berburu babi hutan dan mengumpulkan kerang yang dapat dimakan dari sungai," kata Profesor Adam Brumm, dari Griffith University seperti melansir SkyNews, Sabtu (28/8/2021).
Baca Juga: Ribuan Ton Ikan Mati Akibat Perubahan Iklim di Spanyol
Jenazah Besse ditemukan di samping alat-alat yang biasanya digunakan oleh orang Toal, yang menunjukkan bahwa budaya masa lalu memiliki kontak terbatas dengan orang-orang Sulawesi awal. Para peneliti mengatakan analisis DNA menegaskan bahwa pengumpul Toalean terkait dengan manusia modern pertama yang memasuki Wallacea sekitar 65.000 tahun yang lalu.
"Para pemburu-pengumpul pelaut ini adalah penghuni paling awal Sahul, benua super yang muncul selama Pleistosen (Zaman Es) ketika permukaan laut global turun, memperlihatkan jembatan darat antara Australia dan Nugini," kata Profesor Brumm.
Artikel Terkait
Serangan Israel di Tepi Barat Tewaskan Remaja Palestina
Seorang Bayi Lahir Positif Covid setelah Terinfeksi Ibunya di Dalam Kandungan
Paus Biru Kembali Terlihat di Pantai Atlantik Spanyol Setelah 40 tahun
Ribuan Ton Ikan Mati Akibat Perubahan Iklim di Spanyol
90 Warga Afghanistan Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri ISIS di Bandara Kabul