Ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno, Prasasti Blanjong Ungkap Nama Pulau Bali dalam Sejarah

- Minggu, 5 Februari 2023 | 07:30 WIB
Prasasti Blanjong. Foto: Istimewa
Prasasti Blanjong. Foto: Istimewa

HARIAN MASSA - Prasasti Blanjong yang ditemukan di Pura Blanjong, Sanur, Denpasar Selatan, mengungkap penyebutan nama Pulau Bali

Dalam prasasti yang diperkirakan dibuat pada tahun Saka 835 bulan Phalguna atau pada 4 Februari 914, ini nama Bali pertama disebut.

Dilansir dari Twitter Hawker of Rhovanion @quantipian, prasasti itu merupakan sumber lokal tertulis pertama yang menulis Pulau Bali

Baca juga: Kisah Nyata Shena Malsiana, Divonis Gagal Ginjal Kronis hingga Lupus Nefritis

"Penyebutan pulau Bali pertama kali dalam sumber tertulis lokal terdapat dalam Prasasti Blanjong, yang berlokasi di Pura Blanjong, Sanur, Denpasar Selatan," tulis akun itu, dikutip Minggu (5/2/223). 

Dilanjutkan akun itu, prasasti tersebut terbuat dari batu andesit yang dipahat menjadi pilar silinder dengan ornamen berbentuk bunga teratai di atasnya. Prasasti Blanjong ini juga memuat dua sisi tulisan.

Prasasti Blanjong. Foto: Istimewa
Prasasti Blanjong. Foto: Istimewa

"Sisi pertama dituliskan dengan aksara Pra-Nagari dan bahasa Bali kuno serta bahasa Sanskerta," bebernya. 

Baca juga: Sakit Demam, Jari Kelingking Bayi Perempuan di Palembang Digunting Perawat hingga Putus

Sedangkan pada sisi kedua dengan aksara Jawa kuno dan bahasa Sanskerta. Sayangnya, banyak tulisan yang sudah aus sulit dibaca. 

"Di baris pertama sisi aksara Pra-Nagari tertulis śākabde śara-vahni-mūrti-gaṇite māse tathā phalguṇe, yg diperkirakan berarti prasasti ini dikeluarkan pada tahun Saka 835 bulan Phalguna," jelasnya. 

Menurut Louis Damais, tanggal yang tertulis di Prasasti Blanjong adalah saptāmyāṁ sita atau tanggal ke-7 ketika bulan dalam keadaan separuh terang.

Baca juga: KKN di Desa Karang Endah, Mahasiswa Teknik Sipil Unbara Ditembak Pria Misterius

"Kalau dikonversi ke kalender masehi, maka tanggal 7 separuh terang bulan Phalguna 835 Saka adalah 4 Februari 914," ungkapnya. 

Halaman:

Editor: Ibrahim H

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Wawasan Kebangsaan dan Pancasila di Mata Budayawan

Kamis, 23 Februari 2023 | 20:37 WIB

Pengakuan Algojo: Aku Ikut Menembak Mati Tan Malaka

Rabu, 22 Februari 2023 | 06:55 WIB

Kiai Sadrach dan Kristen Jawa

Minggu, 12 Februari 2023 | 08:20 WIB

Tragedi Ken Dedes dan Akhir Riwayat Tunggul Ametung

Senin, 23 Januari 2023 | 14:58 WIB

Ken Arok, Titisan Dewa Wisnu yang Menjadi Perampok

Jumat, 20 Januari 2023 | 11:23 WIB
X