Pertempuran Lengkong dan Gagalnya Diplomasi Daan Mogot

- Rabu, 25 Januari 2023 | 13:43 WIB
Lokasi pertempuran Lengkong. Foto: Istimewa
Lokasi pertempuran Lengkong. Foto: Istimewa

HARIAN MASSA - Elias Daniel Mogot atau yang dikenal dengan Daan Mogot adalah seorang perwira Tentara Republik Indonesia (TRI) yang sangat cemerlang. Dia tewas dalam pertempuran Lengkong, pada 25 Januari 1946.

Tidak hanya Mayor Daan Mogot, dua paman Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Letnan Satu Subianto Djojohadikusumo dan kadet Sudjono Djojohadikusumo juga gugur dalam peristiwa itu.

Pertempuran Lengkong merupakan salah satu peristiwa historis yang terjadi di Tangerang. Peristiwa ini juga dikenal dengan gagalnya diplomasi yang dipimpin oleh Daan Mogot, karena kecerobohan anak buahnya.

Baca juga: Peringatan Pertempuran Lengkong ke-77 di TMP Taruna Tangerang Berlangsung Khidmat

Bagaimana jalannya peristiwa itu? Berikut ulasan Harian Massa. Dilansir dari karangan Matia Madjiah, dalam Dokter Gerilya, peristiwa bermula dari kekhawatiran TRI, bahwa Nica akan menduduki perkebunan Serpong dan Lengkong.

Mereka juga dikabarkan akan melucuti senjata tentara Jepang yang berada di Lengkong. Pihak TRI pun mengambil langkah mendahului. Kebetulan, saat itu di Markas Resimen Tangerang ada 10 prajurit Inggris dari India.

Saat itu, banyak prajurit India yang membelot dan memihak Indonesia. Maka, timbullah gagasan memanfaatkan para prajurit India itu. Tujuannya, untuk mengajak Jepang berunding agar menyerahkan senjatanya.

Baca juga: Daud Beureueh, dari Pejuang Kemerdekaan hingga Pemberontak

"Dalam perundingan itu, pihak TRI akan memanfaatkan prajurit-prajurit India yang bersegaram Inggris, seakan-akan mereka mewakili pihak sekutu," tulisnya, seperti dikutip pada halaman 61.

Pertemuan pun dilakukan pada 25 Januari 1946. Dalam buku Kepemimpinan Militer, Prabowo Subianto mengatakan, Daan Mogot membawa sebanyak 70 kadet Militer Akademi (MA) Tangerang, dan 8 tentara Gurkha atau India.

"Misi operasi ini mencegah senjata tentara Jepang agar tidak jatuh ke tangan Belanda," jelasnya, pada halaman 369.

Baca juga: Sekolah Tan Malaka, Pendidikan yang Membebaskan Proletar di Indonesia

Sekitar pukul 16.00 WIB, pasukan Daan Mogot tidak di markas Jepang. Kehadiran tentara India membuat pihak Jepang yakin bahwa rombongan itu merupakan gabungan pasukan TRI dengan sekutu.

Daan Mogot kemudian berunding di dalam markas tentara Jepang itu. Sementara pasukannya yang lain, mengepung markas Jepang. Senjata tentara Jepang pun berhasil dikumpulkan. Tetapi tiba-tiba insiden terjadi.

Halaman:

Editor: Ibrahim H

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Wawasan Kebangsaan dan Pancasila di Mata Budayawan

Kamis, 23 Februari 2023 | 20:37 WIB

Pengakuan Algojo: Aku Ikut Menembak Mati Tan Malaka

Rabu, 22 Februari 2023 | 06:55 WIB

Kiai Sadrach dan Kristen Jawa

Minggu, 12 Februari 2023 | 08:20 WIB

Tragedi Ken Dedes dan Akhir Riwayat Tunggul Ametung

Senin, 23 Januari 2023 | 14:58 WIB
X