HARIAN MASSA - Elias Daniel Mogot atau yang dikenal dengan Daan Mogot adalah seorang perwira Tentara Republik Indonesia (TRI) yang sangat cemerlang. Dia tewas dalam pertempuran Lengkong, pada 25 Januari 1946.
Tidak hanya Mayor Daan Mogot, dua paman Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Letnan Satu Subianto Djojohadikusumo dan kadet Sudjono Djojohadikusumo juga gugur dalam peristiwa itu.
Pertempuran Lengkong merupakan salah satu peristiwa historis yang terjadi di Tangerang. Peristiwa ini juga dikenal dengan gagalnya diplomasi yang dipimpin oleh Daan Mogot, karena kecerobohan anak buahnya.
Baca juga: Peringatan Pertempuran Lengkong ke-77 di TMP Taruna Tangerang Berlangsung Khidmat
Bagaimana jalannya peristiwa itu? Berikut ulasan Harian Massa. Dilansir dari karangan Matia Madjiah, dalam Dokter Gerilya, peristiwa bermula dari kekhawatiran TRI, bahwa Nica akan menduduki perkebunan Serpong dan Lengkong.
Mereka juga dikabarkan akan melucuti senjata tentara Jepang yang berada di Lengkong. Pihak TRI pun mengambil langkah mendahului. Kebetulan, saat itu di Markas Resimen Tangerang ada 10 prajurit Inggris dari India.
Saat itu, banyak prajurit India yang membelot dan memihak Indonesia. Maka, timbullah gagasan memanfaatkan para prajurit India itu. Tujuannya, untuk mengajak Jepang berunding agar menyerahkan senjatanya.
Baca juga: Daud Beureueh, dari Pejuang Kemerdekaan hingga Pemberontak
"Dalam perundingan itu, pihak TRI akan memanfaatkan prajurit-prajurit India yang bersegaram Inggris, seakan-akan mereka mewakili pihak sekutu," tulisnya, seperti dikutip pada halaman 61.
Pertemuan pun dilakukan pada 25 Januari 1946. Dalam buku Kepemimpinan Militer, Prabowo Subianto mengatakan, Daan Mogot membawa sebanyak 70 kadet Militer Akademi (MA) Tangerang, dan 8 tentara Gurkha atau India.
"Misi operasi ini mencegah senjata tentara Jepang agar tidak jatuh ke tangan Belanda," jelasnya, pada halaman 369.
Baca juga: Sekolah Tan Malaka, Pendidikan yang Membebaskan Proletar di Indonesia
Sekitar pukul 16.00 WIB, pasukan Daan Mogot tidak di markas Jepang. Kehadiran tentara India membuat pihak Jepang yakin bahwa rombongan itu merupakan gabungan pasukan TRI dengan sekutu.
Daan Mogot kemudian berunding di dalam markas tentara Jepang itu. Sementara pasukannya yang lain, mengepung markas Jepang. Senjata tentara Jepang pun berhasil dikumpulkan. Tetapi tiba-tiba insiden terjadi.
Artikel Terkait
Ibu Melahirkan di RS Ciputat Tangsel Alami Kelumpuhan Usai Operasi Caesar
Riwayat Stasiun Blitar, Didirikan pada 1884 dan Hancur Akibat Letusan Gunung Kelud
3 Polisi Terdakwa Kasus Tragedi Kanjuruhan Malang Minta Dibebaskan dari Dakwaan
7.771 Suami di Indramayu Talak Cerai Istri karena Ditinggal Kerja Menjadi TKW
Abu Janda Taruhan Rp50 Juta Prabowo Subianto Menang Pemilu 2024
Bagikan Pesan Rahasia Perusahaan, Mia Oktavia Jadi Perbincangan di Twitter
Kronologi Beredarnya Pesan Rahasia Auditor KPMG Indonesia, Ternyata Bukan dari Mia Oktavia
Riwayat Pasar Senen Jakarta, Tempat Nongkrong para Pejuang Kemerdekaan
Ridwan Kamil dan Strategi Partai Golkar di Pilpres 2024
2.367 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Terjadi di Jawa Timur