HARIAN MASSA - Peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November, tidak lengkap rasanya tanpa menyebut sosok Tan Malaka. Dia adalah pelopor sekaligus guru sejati proletar di Indonesia.
Seperti diulas dalam bagian satu tulisan Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia yang Namanya Dihapus dalam Pelajaran Sekolah (1), Tan Malaka merupakan lulusan sekolah guru pribumi di Bukittinggi.
Cita-citanya adalah menjadi seorang guru dan ikut mencerdaskan masyarakatnya. Dari Bukittinggi, Tan Malaka meneruskan pendidikannya ke Belanda, dan di sana dia berhasil mendapatkan ijazah guru.
Baca juga: Bromartani Surat Kabar Pertama Berbahasa Jawa Terbit di Surakarta 1885
Selain belajar, selama di Belanda, Tan Malaka juga aktif berorganisasi. Dia juga mulai tertarik dengan sosialisme dan komunisme. Tan Malaka pertama kali mengajar sebagai guru di Maskapai Sanembah, pada 1920.
Saat itu, dia mengajar anak-anak buruh perkebunan Maskapai Sanembah. Di sana, Tan Malaka tidak hanya mengajar, tetapi juga mengorganisir buruh perkebunan. Setelah itu, dia pindah ke Semarang, Jawa Tengah.
Saat itu, Semarang merupakan pusat kegiatan Partai Komunis Indonesia (PKI). Oleh Semaun, Tan Malaka diberikan tanggung jawab untuk memimpin dan mengurus sekolah Sarekat Islam (SI) yang dibuka, pada 21 Juni 1921.
Baca juga: Tirto Adhi Soerjo dan Sejarah Awal Pers Pribumi di Hindia Belanda (1)
Pendirian sekolah ini sangat cocok dengan jiwa Tan Malaka. Sekolah ini kemudian dikembangkan menjadi sekolah proletar pertama di Indonesia yang mengajarkan dasar-dasar komunisme kepada para siswanya.
Artikel Terkait
Gerai Alfamart di Banyuasin Disatroni Perampok Bersenjata Parang, Rp18 Juta Raib
Ibu Hamil Gagalkan Aksi Curanmor di Depok Seorang Diri
Gerombolan Geng Motor Serang Warga Sukabumi, 2 Warga Terluka Disabet Benda Tajam
Usai Bersetubuh, Pasangan Selingkuh Digerebek Warga Lalu Diarak Ramai-ramai
5 Kekejaman Amangkurat I, Nomor 3 Paling Brutal
Dahsyatnya Gempa Cianjur: Puluhan Bangunan Hancur, 56 Meninggal Dunia 700 Luka-luka
Korban Meninggal Gempa Cianjur 162 Jiwa, Bangunan Rusak 2.345 dan 13.784 Warga Mengungsi
Sebanyak 62 Gempa Susulan Terjadi di Cianjur, Paling Besar Berkekuatan M4,2
Usai Diguncang Gempa Bumi Dahsyat M5,6, Kabupaten Cianjur dan Sukabumi Gelap Gulita
Gempa Cianjur, Ridwan Kamil: 162 Orang Meninggal Dunia, 13.400 Warga Mengungsi