HARIAN MASSA - Peran musik dalam kemajuan peradaban manusia sangat penting. Di Indonesia, musik memiliki akar yang sangat kuat.
Seperti diungkapkan oleh Dieter Mack, profesor musik asal Jerman. Dikatakan, sejarah musik Indonesia telah berlangsung sangat lama.
Dalam perkembanganya, musik asli Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya asing yang dibawa para penjajah. Perkembangan musik itu membentuk budaya dalam masyarakat Indonesia dewasa ini.
Secara singkat, Dieter Mack menjelaskan sejarah musik Indonesia dan perkembangannya hingga proklamasi 17 Agustus 1945. Seperti apa, berikut petikan wawancara eksklusif Harian Massa:
1. Bagaimana anda melihat perkembangan seni musik di Indonesia, mulai dari sejarah kemunculannya?
Jawaban ini hampir mustahil secara keseluruhan. Sebab keanekaragaman seni musik di Indonesia begitu luas.
Awal musik Indonesia tentu ada di grup etnis masing-masing dari ribuan tahun lalu, tetapi kita tidak punya dokumen.
Hanya misalnya melalui "Gong Pejeng" di Bali, diketahui bahwa budaya perunggu (yang lahir di wilayah Dong-Son di Vietnam) sudah ada sekitar 3.000 tahun B.C (Before Christ atau Sebelum Masehi).
Kemudian perubahan yang lebih diketahui adalah pengaruh para penjajah, mulai pada abad ke-16, walaupun dampaknya masih sedikit.
Baca juga: Wawancara Ekslusif: Jacob Cass, Habiskan Ratusan Juta Koleksi Foto dan Dokumen Penting Indonesia
Di beberapa daerah ada pengaruh buruk, seperti misalnya di etnik Batak, sebab para misionaris Protestan amat radikal terhadap tradisi-tradisi lama (lihat Darma Setiawan Purba).
Misonaris Katolik lebih "aman" (tetapi tetap tidak benar) melalui proses yang dinamakan "inkulturasi."
Kemudian pada abad ke-20, budaya hiburan Barat menghujani Indonesia, terutama dari Amerika. Namun, saya melihat bahwa kebanyakan perkembangan tradisi lokal masih tetap diadakan (pertahankan).
Akhir-akhir ini, ada banyak “cross-over” antara tradisi lokal dan genre musik rock, elektronik dan lain-lain (misalnya Harry Roesli almarhum, Djaduk Ferianto almarhum dan kawan-kawan).
Musik kontemporer pada umumnya berdiri antara perkembangan lokal (Made Arnawa, Dewa Alit, Rahayu Supanggah, Iwan Gunawan dan lain-lain) dan fokus pada budaya kontemporer internasional (Slamet Sjukur, Toni Prabowo, Michael Asmara, Septian Dwi Cahyo dan lain-lain).
2. Pengaruh luar mana saja yang mempengaruhi perkembangan musik di Indonesia? Negara-negara mana saja yang ikut membentuk dan memberi warga musik Indonesia?
Seperti baru dikatakan, melalui misionaris. Terutama budaya musik gereja Barat menyerbu Indonesia.
Kemudian musik brass-band oleh militer Belanda (misalnya menghasilkan gerne Tanjidor, Ajeng dan sebagainya di pesisiran, atau Keroncong).
Musik Amerika terutama membentuk musik hiburan. Sedangkan musik kontemporer seni lebih dipengaruhi oleh budaya Eropa.
Ada luar biasa banyak ciri khas Indonesia, justru inilah yang menarik dan suatu kekayaan yang belum diakui di Indonesia sendiri.
4. Jika dikelompokkan, terbagi ke dalam berapa kelompok musik di Indonesia? Adakah agama berperan di dalamnya?
Saya kira di Indonesia ada kelompok musik seperti di kebanyakan masyarakat di dunia: musik agama, musik hiburan, dan musik seni.
5. Bagaimana perkembangan musik Indonesia sebelum 1945? Sejauh mana capaian musik di Indonesia saat itu?
Sebelum 1945, peranan seni lokal, serta perkembangannya masing-masing masih paling dominan. Hanya ada beberapa pusat misionaris yang mempromosikan lagu gereja Barat dalam gramatik musik tonal.
Pengaruh mereka yang bahaya adalah di sekolah, sebab sistem sekolah antara lain didirikan oleh pihak Belanda dengan praktik musik Barat sederhana (walaupun asing bagi orang Indonesia).
Hanya gerakan "Taman Budaya" oleh Ki Hajar Dewantara adalah pelawan yang ingin Pendidikan Musik di sekolah berdasar tradisi Indonesia (yang saya dukung sepenuhnya).
6. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, adakah warna baru atau perubahan dalam seni musik di Indonesia? Seperti apa perubahan-perubahannya?
Setelah proklamasi ada dua kelompok dalam proses "polemik kebudayaan," maka didirikan dua institut, yaitu AMI (Akademi Musik Indonesia) di Yogya untuk musik ala Barat, dan ASKI (Akademi Seni Karawitan Indonesia) di Surakarta untuk musik gamelan (karawitan Indonesia).
Hanya di sekolah umum tetap diajarkan teori musik Barat (atau yang dianggap teori musik Barat). Karena didominasi oleh orang Batak yang sudah "dibengkok" ke musik Barat gereja.
7. Saat itu, alat musik apa yang banyak digunakan di Indonesia. Bisa anda sebutkan apa saja?
Sulit dijawab, sebab setiap budaya lokal memiliki alat sendiri. Hanya di Bali (pulau kecil!) ada sekitar 26 genre musik yang berbeda dan alatnya yang berbeda.
Tetapi pada umumnya yang disebut alat musik gamelan paling berperanan, setidaknya di Jawa, Bali dan Sumatera Barat. Akan tetapi ini hanya 20% dari wilayah Indonesia.
Maka ada banyak lagi (lihat dokumentasi 20 CD Smithonian Folkways oleh Ph. Yampolsky – ini pun tak lengkap).
Artikel Terkait
Erik ten Hag Masih Ingin Datangkan Pemain pada Januari Nanti
Mauricio Pochettino Dilaporkan Ingin Balik Nakhodai Tim Liga Premier Inggris
Tok! Bupati Bogor Ade Yasin Divonis 4 Tahun Penjara dan Denda Rp100 Juta
Ruas Tol Pondok Aren-Serpong Banjir, Jalan Tidak Bisa Dilalui Kendaraan
Rakyat Papua Hidup Miskin, Dana Otsus Lebih Dari Rp1.000 Triliun Dikorupsi
Banjir di Tol Pondok Aren-Serpong Belum Surut hingga Tengah Malam
DN Aidit Usulkan Bung Karno Menjadi Presiden Pertama Indonesia (2-habis)
Mobil Dinas Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan Diganti Hyundai Ioniq 5
Gaji Dipotong 10 Persen, Aspar Jaelolo Mundur dari Pelatda PON Panjat Tebing DKI Jakarta
Paket Bom Meledak di Asrama Polisi Grogol Sukoharjo Lukai Bripka Dirgantara Pradipta