DN Aidit dan Peran Tenaga Penggerak dalam Proklamasi 17 Agustus 1945 (1)

- Rabu, 21 September 2022 | 07:25 WIB
DN Aidit dan istri. Foto: Istimewa/HarianMassa
DN Aidit dan istri. Foto: Istimewa/HarianMassa

Golongan ini terhimpun dalam asrama Ika Daigaku atau Sekolah Kedokteran Tinggi yang berpusat di Prapatan 10 dan satu lagi berkumpul di Baperpi di Cikini 71. Mereka juga tergabung dalam Persatuan Mahasiswa.

Baca juga: Entong Gendut dan Riwayat Pemberontakan Condet 1916

Tenaga penggerak lainnya adalah kelompok Sukarni yang memiliki hubungan dengan Tan Malaka. Kelompok ini banyak menarik tenaga-tenaga revolusioner, termasuk Aidit, dalam Angkatan Baru Indonesia di Menteng 31.

Angkatan Baru memiliki banyak tenaga inti penggerak dari pemuda Gerindo, di mana Aidit termasuk di dalamnya, juga AM Hanafi, Ismail Widjaja, Armansyah, Djamhari Djaja dan pemuda-pemuda dari sayap kiri lainnya.

Para pemuda itu juga membentuk organisasi semi militer bernama Barisan Banteng, di bawah pimpinan Chalid Rasjidi, Aidit">DN Aidit, Salam Siswapi dan lainnya. Anggota Barisan Banteng cukup banyak, di Jakarta saja 10.000 orang.

Baca juga: Hidangan Istimewa Ratu Elizabeth di Jakarta, Sup Penyu dan Sapi Panggang Saus Hati Angsa

Tidak hanya Barisan Banteng, mereka juga membentuk Persatuan Buruh Kendaraan (PBK) dengan ketua Supardjan dan wakilnya Aidit">DN Aidit. Tetapi karena dianggap berbahaya, kedua organisasi itu akhirnya dibubarkan Jepang.

Aidit juga masuk Barisan Pelopor Istimewa yang didirikan oleh Bung Karno, sebagai bagian dari Jawa Hokokai. Selain Aidit, terdapat juga HM Hanafi, Ir Sakirman, Dr Muwardi, Suko, Pardjono, MH Lukman, dan lainnya.

Selanjutnya adalah kelompok Kaigun yang berisi tokoh-tokoh tua, seperti Mr Subardjo tokoh Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda, dan tokoh lainnya seperti Mbah Diro (Sudiro), Dr Samsi, Dr Buntaran, Mr Budhiarto dan lainnya.

Baca juga: Riwayat Bom Atom Hiroshima-Nagasaki dan Kekalahan Jepang di Perang Dunia II

Golongan tua dalam Kaigun ini juga memiliki aneka warna gerakan, baik yang dari PKI, PNI, Partindo, dan lainnya.

Gerakan mereka tersebar di seluruh Jawa dan organisasinya cukup rapi. Mr Subardjo bahkan mempekerjakan Wikana, tokoh Komunis di kantornya. Belakangan, Mr Subardjo menjalin komunikasi yang cukup erat dengan Tan Malaka.

Hubungan Aidit dengan kelompok ini terjalin melalui Wikana, aktivis Komunis yang selalu menjadi buronan Belanda. Seperti kelompok Menteng 31, Kaigun juga memiliki institut pendidikan yang diberi nama Indonesia Merdeka.

Baca juga: Serangan Bom Atom Hiroshima-Nagasaki dan Buruknya Pendidikan Zaman Jepang

Tenaga penggerak lainnya adalah kelompok Sjahrir yang isinya sisa-sisa PNI Pendidikan. Kelompok Sjahrir lebih banyak bergerak di bawah tanah, tidak menonjol di permukaan, sehingga kerap disebut kelompok bayangan.

Halaman:

Editor: Ibrahim H

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Wawasan Kebangsaan dan Pancasila di Mata Budayawan

Kamis, 23 Februari 2023 | 20:37 WIB

Pengakuan Algojo: Aku Ikut Menembak Mati Tan Malaka

Rabu, 22 Februari 2023 | 06:55 WIB

Kiai Sadrach dan Kristen Jawa

Minggu, 12 Februari 2023 | 08:20 WIB

Tragedi Ken Dedes dan Akhir Riwayat Tunggul Ametung

Senin, 23 Januari 2023 | 14:58 WIB

Ken Arok, Titisan Dewa Wisnu yang Menjadi Perampok

Jumat, 20 Januari 2023 | 11:23 WIB
X