HARIAN MASSA - Nama aslinya Sadiman. Tetapi orang-orang mengenalnya sebagai Pak Sakerah atau cukup Sakerah saja. Sosoknya abadi dalam pentas-pentas ludruk 8 babak. Tidak banyak yang mengingatnya kini.
Demikian Harian Massa akan mengulas secara singkat riwayat pemberani, pejuang golongan rakyat tertindas itu.
Sadiman lahir di Kelurahan Raci, Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Dia awalnya bekerja sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Tidak seperti mandor kebanyakan, dia sangat peduli dengan nasib buruh.
Baca juga: Al Hallaj, Ulama Persia yang Dihukum Gantung dan Mayatnya Dipotong-potong
Saat musim giling selesai, pabrik gula tempat Sakerah bekerja membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu.
Dengan licik, Belanda lalu meminta kepada carik Rembang untuk menyediakan lahan itu dengan iming-iming kekayaan berlimpah. Sang Carik pun akhirnya menggunakan tipu muslihat dan memaksa warga menyerahkan lahannya.
Tetapi upaya ini berhasil dihalang-halangi oleh Sakerah. Dia tidak terima dan marah melihat warga dipaksa menyerahkan tanahnya dengan harga sewa yang sangat murah untuk ditanami tebu dalam waktu yang sangat singkat.
Baca juga: DN Aidit, Gembong PKI yang Pandai Menghafal Alquran
Karena dianggap melawan kehendak pabrik gula, Sakerah dilaporkan kepada pimpinan perusahaan. Sakerah akhirnya ditangkap, dengan ancaman jika berani melawan maka pihak Belanda akan membunuh ibunya di rumah.
Artikel Terkait
Kisah Teladan Asmaul Husna Al Jabbar, Si Pincang yang Mati Syahid
Kreatif dan Produktif di Dunia Digital
Dibacok Gerombolan Motor di Pondok Aren, 1 Remaja Terluka
Cafe di Ciputat Timur Disatroni Maling Bersenjata Golok, Sejumlah Barang Berharga Raib
Demo Tolak Daerah Otonomi Baru di Nabire Ricuh, Warga Dipukuli Motornya Dirampas
Dorong Kelestarian Sungai, DMC Dompet Dhuafa Resmikan Pangkalan Sungai Ciliwung
ASN Pemkot Tangerang Harus Ingat Pesan Wali Kota Arief 'Tak Boleh Euforia' Ditengah Kasus Covid-19 Melandai
Revolusi Industri 4.0: Sosial Media Indah dan Penuh Toleransi
Islamic Center Tangsel Diresmikan, Benyamin Davnie: Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Generasi Milenial Jadi Harapan Besar Bagi Kemajuan Digitalisasi UMKM