HARIAN MASSA - Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 kembali menjadi perbincangan hangat. Salah satu yang menjadi tema menarik dalam diskusi ini peran Soekarno-Hatta yang dianggap tidak ada.
Seperti diketahui, pada saat terjadinya agresi militer Belanda ke 2, Soekarno-Hatta memilih tetap bertahan di Ibu Kota Jogjakarta.
Berikutnya, Soekarno-Hatta ditangkap, pada 19 Desember 1948 oleh Belanda. Keduanya lalu dibuang Belanda ke Brastagi hingga Bangka.
Baca juga: Tidak Ada Nama Soeharto dalam Keppres Nomor 2 Tahun 2022
Beberapa waktu sebelum Soekarno-Hatta ditangkap, mereka sempat memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Tidak hanya itu, Soekarno-Hatta juga telah mempersiapkan rencana antisipasi kemungkinan terburuk dengan mempersiapkan Exile Goverment (Pemerintahan dalam pengasingan) di New Delhi India yang dipimpin oleh A.A Maramis dan Dr Soedarsono jika PDRI tidak berjalan.
Pada 22 Desember 1948, ternyata Syafruddin Prawiranegara berhasil membentuk PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia).
Berikutnya, Syafruddin Prawiranegara melalui PDRI membagi wilayah Sumatera menjadi 5 pemerintahan militer. Namun, hingga awal Mei 1949, kabinet PDRI tersebut tidak kunjung terbentuk.
Baca juga: Fadli Zon Membela Soeharto terkait Keppres Serangan Umum 1 Maret 1949
Artikel Terkait
IDM: Konflik Papua Mencoreng Marwah Bangsa Indonesia menjelang G20
Update Terbaru: Polisi Tangkap 1 Pelaku Pengeroyokan di Trenz Karaoke Tangerang
Warga Histeris Lihat Penampakan Buaya Pemangsa Manusia Seberat 700 Kg dan Panjang 5 Meter
Pemkot Tangerang Akan Gelar Pekan Panutan Pajak
Pemkot Tangsel Belum Ambil Keputusan Soal PJJ Atau PTM, Langkah Ini Akan Diterapkan Ditengah Guncangan Omicron
Diduga Gas Bocor, Tempat Usaha di Pondok Aren Ludes Terbakar
Simak Cerita Tragedi 8 Santri Tewas Terbakar di Karawang
20 Warga Tangsel Nikah di Tanggal Spesial 22222
RSU Tangsel Kehadiran 3 Bayi di Tanggal Spesial 22222
Download Aplikasi KAWAN Dijamin Beri Kemudahan