HARIAN MASSA - Setiap tanggal 14 Februari, masyarakat terutama kaum muda, merayakan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Peringatan ini, kerap diwarnai dengan pemberian penghargaan terhadap orang yang dicintai.
Maka itu, sangat tepat jika peringatan Valentine tahun ini, kita mengenang sosok terkasih bangsa ini, Robert Mongisidi.
Robert Wolter Mongisidi, merupakan salah satu pahlawan Indonesia sejati. Karena perjuangannya, dia dijatuhi hukuman mati oleh Belanda, dan akhirnya ditembak mati. Dia dianugerahi Bintang Maha Putra dan Pahlawan Nasional.
Baca juga: Bikin Merinding! Pesan dari Dalam Kubur Kiai Bisri kepada Anaknya Gus Mus
Saat ditembak mati di Pacinang, Makassar, pada 5 September 1949, usia Mongisidi masih sangat muda, baru 24 tahun.
Ada yang mencatat, bahwa beberapa menit sebelum dieksekusi, pemimpin gerilya yang sangat ditakuti oleh tentara Belanda itu telah memberikan maafnya kepada regu serdadu yang bertugas menghabisi nyawanya.
Dalam surat terakhir yang ditulisnya empat hari sebelum ditembak mati, kepada seorang gadis di Jakarta bernama Mily Ratulangi, dia menulis sebaris puisi, "sebagai bunga yang sedang mekar, digugurkan oleh angin yang keras."
Baca juga: Penulis Favorit yang Membentuk Karakter Kerakyatan Pramoedya Ananta Toer
Robert Mongisidi lahir di Manado, pada 14 Februari 1925. Nama lengkapnya adalah Robert Wolter Mongisidi. Dia merupakan anak ketiga dari Petrus Mongisidi yang memiliki 11 orang anak.
Dia sekolah di Holands Inlandse School (HIS) atau Sekolah Dasar Belanda selama tujuh tahun. Lalu, melanjutkan ke Mindelbare Uitgebreide Lagere Onderwijs (MULO) atau SMP selama tiga tahun dan mahir berbahasa Belanda.
Tidak hanya Belanda, sedikit-sedikit dia juga bisa bahasa Inggris. Dia rajin membaca dan mendengarkan siaran radio.
Baca juga: Masuknya Islam ke Indonesia, Tinjauan Empat Teori dari Makkah hingga Cina
Karena pengetahuan dan keberaniannya itu, dia akhirnya duduk sebagai salah satu pemimpin LAPRIS dan dipercaya menjadi Komandan Daerah Pertempuran Harimau Indonesia yang wilayahnya Kota Makassar dan sekitarnya.
Salah satu pertempuran hebat yang diikuti Wolter Mongisidi, terjadi pada 23 Juli 1947, di Kasi-kasi. Dalam pertempuran itu, 16 anggotanya tewas kena tembak. Pasukan yang selamat lalu ditarik mundur.
Artikel Terkait
Dinas Pariwisata Gerah, Tempat Wisata di Tangsel Dikuasai Ormas
Viral Pegawai BNI Sebut Sesajen Makanan Setan Terancam Dipecat
Disindir Netizen Soal Peran Berburu Polisi Penembak FPI, Akun Twitter Pemkot Depok Lenyap dari Peredaran
Pemerkosa Belasan Santriwati hingga Melahirkan di Bandung Dituntut Hukuman Mati dan Kebiri
Divonis 1 Tahun Penjara, Nia Ramadhani Tak Kuasa Menahan Air Mata
Kasus PCR, PRIMA Minta Luhut dan Erick Segera Diproses KPK
Jaksa Tuntut Herry Wirawan Hukuman Mati dan Kebiri, HNW: Semoga Hakim Mengabulkannya
Tak Bisa Bergerak Tukul Arwana Dicium Anak, Begini Kondisi Terbarunya
FH Ditahan, Muncul Tagar Bebaskan Ferdinand Ramai di Twitter
Pelaku Penendang Sesajen di Gunung Semeru Dinonaktifkan dari Pesantren Merapi-Merbabu