HARIAN MASSA - Resimen Cakrabirawa dibentuk pada Februari 1963, sebagai pasukan pengawal Presiden RI (Presiden Soekarno saat itu). Resimen ini memiliki tiga detasemen yang dibagi ke dalam tiga lingkaran.
Dalam Kamus Gestok, Hersri Setiawan membeberkan, lingkaran pertama Cakrabirawa disebut Detasemen Pengawal Pribadi. Kekuatan pasukan ini hanya satu kompi dengan komandan pertamanya Komisaris Polisi Ismail.
Kemudian, Ismail digantikan oleh Letkol Pol Purn Mangil Martowidjojo. Pasukan lingkaran kedua dikenal dengan Detasemen Pengawal Khusus, yang bertugas berjaga di kantor Presiden.
Baca juga: Serangan Pearl Harbor! 12.000 Warga Keturunan Jepang Dijebloskan ke Kamp Pengasingan
Pasukan ini memiliki kekuatan satu batalyon di bawah Komandan Mayor Joko Suyatno. Sedang pasukan lingkar tiga atau detasemen terakhir adalah yang terbesar. Pasukan ini memiliki kekuatan dari empat batalyon.
Masing-masing batalyon itu berasal dari empat angkatan, terdiri dari Angkat Darat (AD) satu batalyon, Angkatan Laut (AL) satu batalyon, Angkatan Udara (AU) satu batalyon dan dari Kepolisian satu batalyon.
Letkol Untung, gembong G30S 1965 berasal dari Detasemen Pengawal Kehormatan unsur AD dalam lingkar ketiga Cakrawabira. Resimen Cakrabirawa dipimpin oleh Kolonel Sabur, dengan Kepala Staf Letkol Maulwi Saelan.
Sejak pecahnya G30S 1965, melalui Supersemar dan Tap MPRS Nomor IX/MPRS/1966, Resimen Cakrabirawa akhirnya dibubarkan oleh Soeharto. Dia lalu membangun Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Baca juga: Kisah Arifin Bey, Mahasiswa Indonesia di Jepang yang Selamat dari Bom Atom Hiroshima
Antara Resimen Cakrabirawa yang digagas Jenderal Nasution, untuk melindungi Presiden Soekarno dari upaya pembunuhan, dengan Paspampres yang dibangun Soeharto sebenarnya tidak ada bedanya.
Salim Said dalam bukunya Dari Gestapu ke Reformasi mengatakan, Paspampres yang dibangun Soeharto memiliki kekuatan yang lebih canggih dan hebat dari Resimen Cakrabirawa yang bertugas melindungi Soekarno.
Dengan jaringan pengamanan yang lebih canggih itu, Soeharto tidak takut dengan upaya pembunuhan seperti yang dialami Seokarno. Dia bahkan tidak lagi memerlukan mobil antigranat atau rumah dengan kaca antipeluru.
Artikel Terkait
Viral Video OPM Kumpulkan Warga Papua Asli! Ancam Tembak, Pukul dan Tendangi Wanita
Pemimpin Pemberontak Wagner Yevgeny Prigozhin Tewas Kecelakaan Pesawat di Rusia
Bukan Kecelakaan! Video Pesawat Pemimpin Pemberontak Wagner Yevgeny Prigozhin Ditembak Jatuh Beredar
Dampak El Nino, Kementan Upayakan Pompanisasi Selamatkan 250 Ha Sawah
Wamentan Harvick Dorong Inovasi dan Hilirisasi Komoditas Kelapa di Indragiri Hilir
Perempuan WNI Ditemukan Tewas di Jepang, Diduga Dibunuh Pacarnya yang Alami Gangguan Kejiwaan
Hadapi El Nino, Petani di Wajo Masih Bisa Manfaatkan Embung
Aksi Mogok Mengajar Ribuan Guru di Korea Selatan Tidak Bisa Dibendung
Maruf Amin Kunjungan Kerja ke Cirebon Naik Kereta Api dari Stasiun Gambir
Wamentan Presiasi Kualitas Produksi Semen Beku BBIB berkualitas Internasional