• Jumat, 29 September 2023

Filosofi Pakaian Perang Suku Minahasa yang Digunakan Kaesang Pangarep dan Istri

- Selasa, 22 Agustus 2023 | 12:44 WIB
Kaesang Pangarep dan istri. Foto: Istimewa
Kaesang Pangarep dan istri. Foto: Istimewa

HARIAN MASSA – Adat merupakan ciri khas suku bangsa atau daerah yang dilakukan dalam upacara dengan tujuan dan maksud tertentu.

Pakaian dan tarian adat Sulawesi Utara yang dikenakan merupakan Pakaian Perang Suku Minahasa dan Waraney-Sang Prajurit diiringi tarian Kabasaran.

Esa Kita Peleng! Esa Woan Pawetengan Kumihit Un Posan. Taan Kita Peleng Esa! Maesa Wian Untep! Maasa Masaru Se Kaseke Wana Ng’Kesot

Artinya ialah:

Satu Kita Semua! Satu Lalu Dipisahkan Tempat Karena Kebaktian Agama/Ajaran. Tapi Kita Semua Satu! Satu Dibagian Dalam! Bersatu Menghadapi Musuh Dari Luar!

Inilah filosofi unik yang dimiliki suku bangsa Minahasa.

Minahasa atau konon disebut sebagai tanah melesung merupakan kawasan semenanjung yang berada di provinsi Sulawesi Utara, terletak di bagian timur laut pulau Sulawesi.

Daerah ini memiliki kebudayaan yang kental, yakni tarian Kabasaran. Keunikan dalam tarian ini ialah dibawakan oleh pria bersenjata tajam berupa pedang atau tombak yang sangat mirip dengan istilah perkelahian ayam jantan.

Tarian Kabasaran merupakan tarian keprajuritan tradisional suku Minahasa yang berasal dari kata "wasal" yang berarti ayam jantan yang dipotong jeggernya sebagai simbol garang dalam bertarung.

Biasanya dalam tarian Kabasaran pakaian perang ini digunakan untuk mengawal salah satu tokoh penting Minahasa.

Konon tarian Kabasaran hanya dipertunjukan pada saat upacara tertentu, namun seiring berjalannya waktu tarian ini pun bisa dipertontonkan di publik.

Tarian kabasaran konon hanya dilakukan oleh kaum laki-laki yang bekerja sebagai petani atau penjaga keamanan di Desa Minahasa.

Menurut adat, penari Kabasaran harus berasal dari keturunan sesepuh mereka, memiliki senjata yang diwariskan dari para leluhur. Senjata inilah yang dipakai saat menari.

Warna busana yng digunakan dalam tarian ini berwarna merah dengan hiasan kain ikat kepala dibaluti bulu ayam jantan, bulu burung Taong, dan indah bulu burung cendrawasih.

Halaman:

Editor: Ibrahim H

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kisah Ken Arok, dari Sudra Menjadi Raja Singasari

Jumat, 22 September 2023 | 06:30 WIB
X